Featured Post 2

Marhaban. Selamat datang di forum anak-anak Selayar di perantauan. Forum Muslim Ilmiah Selayar (FORMIS)

SII DAN PENGKADERAN DA'I KAMPUS

SUATU HARI Saad hadir dalam majelis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ia bertanya kepada Rasulullah, “Ya Rasulullah apakah hak seorang Muslim?”. 

Saad adalah seorang sahabat yang kesehariannya mencari wanita yang kiranya dapat menerima pinanganannya. Rumah-rumah ia ketuk dan ternyata tidak satu pun yang menerima pinangannya. Tidak ada orang tua gadis
kaum Muslimin saat itu yang rela menikahkan anaknya. Saad yang hitam legam dan miskin pun mengadu pada Rasulullah.


Setelah menyelidiki maksud pertanyaan Saad, pahamlah beliau bahwa Saad ini sesungguhnya sedang mengadu karena pinangannya telah banyak ditolak. Seolah-olah tidak ada orang yang mau menikahkan anaknya dengan orang semiskin dan sehitam dirinya.

Rasulullah kemudian bersabda,”Pergilah ke rumah si Fulan dan katakan padanya bahwa aku melamar putrinya untukmu”.

Dengan riang Saad berlari-lari kecil mendatangi rumah salah seorang sahabat yang dimaksud. Ia mengucapkan salam dan mengatakan kepadanya pesan Rasulullah. “Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam menyuruhku ke sini dan mengatakan bahwa beliau melamar putri Anda untukku. 

Sahabat tersebut sontak kaget. Ia tak percaya Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam telah menyuruh Saad yang hitam dan miskin datang ke rumahnya dan sekonyong-konyong melamar anak perempuannya atas permintaan Rasulullah. Sahabat ini lalu berbasa-basi dan tahulah Saad bahwa dirinya, sebagaimana sebelumnya, telah ditolak. Ia berbalik haluan dan meninggalkan rumah itu dengan rasa sedih.

Sang gadis Mukminah ternyata mendengar perbincangan ayahnya dengan Saad. Ia lalu keluar menemui ayahnya dan bertanya ada apa gerangan. Ayahnya lalu menceritakan krologis kedatangan Saad dan pengakuannya bahwa Rasulullah telah melamarkan anak gadisnya untuk Saad. Mengetahui ayahnya tidak menerima pinangan yang telah ditentukan Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam, gadis itu pun berseru,”Apakah Ayah ada pilihan lain ketika Allah dan RasulNya telah menetapkan sesuatu’? Ia lalu membaca ayat:

Dan tidak pantas bagi orang-orang yang beriman ketika Allah dan RasulNya telah menetapkan sesuatu ia ada pilihan yang lain.”

Sang ayah kaget. Seolah-olah baru pertama ia mendengar ayat itu. Ia lalu menyusul Saad tapi terlambat. Saad telah menemui Rasulullah dan menceritakan kisah penolakannya setelah berulang kali ditolak sebelumnya. Bahkan lamaran Rasulullah untuk dirinya pun ditolak. Sepertinya memang tidak ada seorang pun yang mau menikahkan anaknya dengan dirinya.

Tidak lama kemudian datanglah sahabat tadi. Dengan nafas tersengal-sengal ia menyatakan bahwa lamaran Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam untuk Saad telah ia terima. Saad, berhak menikah dengan anak gadisnya.

Tentu saja Saad sangat gembira. Lamaran yang selama ini selalu ditolak, akhirnya ada juga seorang Muslim yang menerimanya. Ia berkali-kali mengucap rasa syukur kepada Allah. Pernikahan yang selama ini ia mimpikan sebentar lagi akan terwujud. Dengan rasa bangga ia berbelanja kebutuhan pernikahan.

Di pasar, ketika hendak membeli kain dan hadiah lain, tiba-tiba seorang sahabat berkumandang,” Wahai kaum Muslimin, sesungguhnya seruan jihad telah sampai kepada kalian. Siapa saja yang mendengar seruan ini maka hendaklah ia memenuhinya.”

Saad mendengarnya. Dengan keimanan dan semangat Jihad yang tinggi, ia meninggalkan membeli hadiah-hadiah walimah. Ia memilih membeli sebilah pedang, setangkai tombak, dan seekor kuda perang. Ia berangkat bersama kaum Muslimin menyambut seruan jihad. Dan di medan jihad itulah ia meregang nyawanya.

Saad belum sempat menikah. Kabar syahidnya Saad sampai kepada Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam. Beliau pun bersabda,” Saad telah dinikahkan Allah dengan bidadari surga”. Pedang, tombak, dan kuda perang Saad dihadiahkan kepada calon istrinya.
***
Saad adalah suatu teladan yang langka di zaman ini. Ketika mimpi menikah yang nikmat sudah di depan mata, suatu cita-cita yang telah lama ia idam-idamkan, lamaran-lamaran yang jatuh berguguran, dan akhirnya diterima, ternyata Saad memilih jalan jihad demi membela agama Allah. Ia meninggalkan segala kenikmatan dunia dengan menikah dan memilih apa-apa pada sisi Allah dengan berjihad. Dan sungguh Allah tidak akan melanggar janji. 

“Dan janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati, bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki.”(QS. Ali-Imraan: 169)

“Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).” (QS.Ar-Rahman: 60)

Itulah Saad dan seperti itulah keimanan serta semangat jihadnya.

SII 2 sebagai program tahunan MPM untuk mencetak da’I kampus diharapkan melahirkan jiwa-jiwa yang di dalamnya terpatri keimanan yang tinggi. Keyakinan bahwa apa-apa yang di sisi Allah selalu jauh lebih baik dari apa saja di dunia ini. Dan sungguh kenikmatan dunia tiadalah sebanding dengan kenikmatan akhirat. Keyakinan bahwa memilih Islam sebagai jalan hidup adalah keniscayaan jika ingin mendapatkan balasan terbaik. Lalu memilih jalan dakwah ilallah sebagai jalan perjuangan kita sampai mati.

Da’I kampus yang nantinya akan keluar dari tembok-tembok universitas dan bergaul dengan masyarakat, sudah seharusnya menebarkan kebaikan dengan dakwah dan akhlak, kepada siapa saja. Terutama keluarga dan kerabat terdekat. Untuk mewujudkan kehidupan Islami. Demi tegaknya agama Allah di muka bumi. Agar kita semua mati dalam keadaan Muslim.

26 Jumadil Ula 1433
Mesjid Al-Mubaraq
Share on :

0 komentar:

Posting Komentar

 
© Copyright Formis Official Site 2011 - Some rights reserved | Powered by Blogger.com.
Template Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates and Theme4all