Featured Post 2

Marhaban. Selamat datang di forum anak-anak Selayar di perantauan. Forum Muslim Ilmiah Selayar (FORMIS)
‘Keep on fighting till the end’ merupakan slogan salah satu fakultas di kampus kami. fakultas teknik. Setiap tahun, setiap penerimaan mahasiswa baru, para senior sudah mempunyai agenda yang tersusun rapi untuk menanamkan doktrin ini. Doktrin bahwa mahasiswa teknik harus berbeda dengan mahasiswa pada umumnya. ‘Anak’ teknik harus tangguh. Tidak boleh menyerah pada apapun. Ia harus tetap perkasa memegang perkataannya. Ia tidak boleh loyo. Dan berbagai semangat lainnya.


Sesungguhnya, keep on fighting till the end memiliki makna yang baik. Setidaknya tercermin pada masa-masa perjuangan kemerdekaan. Semangat para pahlawan berjuang sampai titik darah penghabisan dapat menjadi contoh. Dalam Islam, slogan ini kurang lebih dapat diartikan, “hidup mulia atau mati syahid”. Seorang muslim ketika sudah turun dalam kancah peperangan, ia tidak boleh mundur hingga memenangkan perang atau mati syahid.
Namun sayang sekali, slogan yang syarat makna ini berkonotasi buruk di kampus kami. Ia dijadikan alat ego fakultas. Mahasiswa teknik katanya selalu lebih baik dari ‘anak’ lain. Sehingga tak jarang muncul perkelahian yang berujung tawuran besar. Ketika perkelahian itu terjadi, masing-masing akan mengajak teman satu fakultas. Teknik yang katanya harus fight tidak boleh menyerah. Sehingga, jika mereka kalah di medan perang, mereka tak akan mundur begitu saja sampai memakan korban. Dan karena manusia tak dapat ditaklukkan, maka gedung-gedung kampus menjadi sasaran amuk mereka. Pada tahun 2005, kantor himpunan mahasiswa jurusan dan senat mahasiswa FISIP menjadi korban. Belum lama, gedung lembaga kemahasiswaan fakultas kehutanan terancam. Setelah sebelumnya mereka memporak-porandakan gedung BEM FMIPA. Bahkan saat tawuran terjadi, mereka tak sungkan-sungkan membakar kendaraan yang sedang di parkir di areal parkir fakultas ‘musuh’.
Doktrin yang sangat kuat ini, dapat mengubah seorang anak desa yang lugu menjadi beringas. Bahkan ada yang kelihatannya lugu tapi ternyata beringas. Sesuai doktrin senior mereka, anak teknik harus bikin masalah setidaknya satu kali setiap pekan. Katanya ini penting untuk menunjukkan kepada semua orang bahwa ‘kita’ lain dari mereka. Karena cara berpikir ini, seorang mahasiswa baru fakultas teknik tak sungkan usil pada mahasiswa baru fakultas lain. Jika mendapat perlawanan, mereka akan memanggil senior. Lalu senior akan mengarahkan sesamanya mahasiswa baru untuk bertarung. Kalau senior dari fakultas lain ikut campur, maka terjadilah tawuran besar.
Tawuran di kampus kami, setidaknya terjadi setiap 2 tahun sekali. Seolah sudah terjadwal, setiap tahun ganjil pasti ada tawuran besar. Antar fakultas teknik dan ‘selain fakultas teknik’, sebab kata mereka fakultas di Unhas hanya 2. Teknik dan ‘bukan teknik’. Tahun 2010 tidak ada tawuran. Sesuai skenario tahun ganjil, tahun 2011 lalu terjadi tawuran besar. Satu diantaranya memakan korban yang tidak sedikit. Kerugian harta benda berupa pembakaran dan pengrusakan gedung lembaga kemahasiswaan sangat besar.
Malangnya, bukannya menyesal atas segala kerusakan yang mereka perbuat, mereka justru berbangga karena telah ‘menang’. Kemengangan itu mereka ukur dari banyaknya kerusakan yang mereka buat. Semakin banyak gedung yang dihancurkan, semakin dekat mereka pada kemenangan.
Akankah konflik ini terus-menerus dilestarikan?
“Maka pada hari itu seseorang tidak akan dirugikan, dan kamu tidak akan dibalasi, kecuali dengan apa yang telah kamu kerjakan. (Yaasin: 54)
Al-Mubaraqah, 26 Jumadil akhir 1433
Share on :

0 komentar:

Posting Komentar

 
© Copyright Formis Official Site 2011 - Some rights reserved | Powered by Blogger.com.
Template Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates and Theme4all