Featured Post 2

Marhaban. Selamat datang di forum anak-anak Selayar di perantauan. Forum Muslim Ilmiah Selayar (FORMIS)

Hijab: Mengapa Harus Melanggar

SUATU HARI saya pernah diminta membaca Al-Qur’an dalam pembukaan acara suatu kelompok kajian ekonomi Islam. Saya juga ditawari menjadi moderator dalam salah satu materinya. Saya langsung bertanya, “apakah ada hijabnya?” Ia diam, lalu menjawab, “tidak ada.” Dan mudah ditebak apakah saya hadir atau tidak.
Mengherankan memang, acara keIslaman yang dimotori organisasi Islam yang
paham agama tetapi tidak memakai hijab. Padahal sudah jelas di dalam Al-Qur’an dan sunnah pentingnya memakai hijab. Cobalah tengok ayat 30 dan 31 dari surah An-Nur, dengan tegas laki-laki dan perempuan diperintahkan menundukkan pandangan. Lalu bagaimana sebuah organisasi Islam memfasilitasi acara dimana laki-laki dan perempuan dapat tidak saling menundukkan pandangan? Mengapa harus membuka pintu pelanggaran?
Dalam surah Al-Ahzab Allah subhnahu wa ta’ala juga telah memerintahkan istri-istri nabi untuk berhijab ketika hendak berbicara dengan bukan mahramnya. Perintah ini berlaku umum, bukan hanya untuk istri nabi. Sama halnya dengan perintah berjilbab di ayat 59 yang diperuntukkan bagi semua wanita mukminah yang sudah baligh.
Ada indikasi keengganan menggunakan hijab oleh saudara kita di organisasi Islam tadi. Mungkin menurutnya cukuplah memisah tempat duduk. Laki-laki di kiri dan wanita di kanan. Bagi mereka, yang terpenting adalah hati. Hijab hati. Lucu memang, tetapi itulah faktanya.
Islam ini tidak diturunkan tanpa memiliki perangkat. Salah satunya hijab. Kewajiban menggunakan hijab ketika bertemu laki dan perempuan tidak bisa lagi ditawar-tawar. Apalagi kondisi sangat memungkinkan. Sengaja tidak memasang hijab yang berpeluang menimbulkan fitnah tentu berdosa.
Lebih dari itu, saudara-saudara kita ini juga membiarkan perempuan menjadi pimpinan sidang. Tentu saja mata peserta akan tertuju ke pimpinan sidang. Peserta laki-laki dan perempuan masing-masing diberi kesempatan yang sama untuk saling menanggapi. Dan seringkali disebutkan nama. Jadi semua peserta akan saling mengenal.
Dalam keseharian mereka, bisa dikatakan batasan laki-laki dan perempuan dalam organisasi ini sangat longgar. Mereka dapat saling menelpon ria, berbicara di depan umum tanpa hijab, dan sebagainya. Mereka juga dapat dengan mudahnya saling meminjam buku tanpa perantaraan hijab. Wal ‘iyadzu billah.
Kami berdo’a kepada Allah semoga cacat ini tidak pernah terjadi pada kami. dan semoga saudara-saudara kita yang lain dibukakan hatinya oleh Allah beramal sesuai tuntunan Islam.
Setelah sarapan, Mesjid Al-Mubaraqah
Share on :

0 komentar:

Posting Komentar

 
© Copyright Formis Official Site 2011 - Some rights reserved | Powered by Blogger.com.
Template Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates and Theme4all