Featured Post 2

Marhaban. Selamat datang di forum anak-anak Selayar di perantauan. Forum Muslim Ilmiah Selayar (FORMIS)

RUGI

Tidakkah kita merasa rugi? Ketika pahala tidak bertambah dan dosa terus bertambah, tidakkah kita merasa rugi?
Sesungguhnya untung rugi seorang Muslim tidaklah diukur dari untung rugi dunianya. Yang lebih penting dan lebih utama mengukur untung rugi adalah nilai ukhwrawinya. Ketika ia memilih jalan maksiat maka sungguh ia telah rugi.
Para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam merupakan orang-orang yang paling bersemangat meraih amalan-amalan paling utama. Dikisahkan, seorang sahabat menghadapa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk izin ikut berperang. Tetapi dengan berat hati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mengikutkan beliau karena tidak ada lagi kendaraan. Dengan berat hati sahabat ini pulang. Ia berderai air mata.

Ketika sahabat-sahabat lain berangkat dengan euforia jihad ke medan juang, ia hanya dapat tinggal di rumah, tertinggal dalam amalam yang paling mulia. padahal ia telah mendapat izin dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk tidak ikut perang. Dalam benaknya, dimanakah posisinya di sisi Allah, jika para sahabat lain telah mendapat syahid, atau kemenangan yang nyata, lalu ia hanya dapat duduk di rumah dan tidak terlibat sama sekali.
Subhanallah. Para pendahulu kita sungguh sangat bersedih jika tertinggal amalan yang mulia. bahkan salah seorang sahabat lain pernah mengkonfirmasi kepada ‘Aisyah radiallahu ‘anha tentang ganjaran pahala satu qirath atau seperti gunung Uhud bagi orang yang mengantarkan jenazah. ‘Aisyah radiallahu ‘anha membenarkannya. Ia pun berseru, aduhai betapa banyak qirath yang ia lalaikan sampai saat itu. padahal hal itu tidaklah diwajibkan baginya. Namun begitulah orang-orang beriman, merasa sangat rugi jika tertinggal pahala yang mulia di sisi Allah.
Orang-orang beriman tidak merasa rugi jika harta dan raganya digunakan di jalan Allah. meskipun pada tampaknya harta itu berkurang. Abu Bakar Ash-shiddiq pernah menginfakkan semua hartanya pada perang Tabuk. Umar bin Khattab menginfakkan setengah hartanya.dan sahabat lain berinfak dengan jumlah yang besar-besar. Tidak seorang pun diantara mereka yang merasa rugi. Mereka tidak berkecil hati. Mereka tidak kecewa apalagi mendongkol atas hilangnya harta mereka. Merke justru gembira karena dapat berperang membela agama Allah ta’ala.
Wahai jiwa yang lemah, karena apakah engkau merasa rugi?
Mesjid Al-Mubaraqah
13 Rajab 1433

Share on :

0 komentar:

Posting Komentar

 
© Copyright Formis Official Site 2011 - Some rights reserved | Powered by Blogger.com.
Template Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates and Theme4all