Featured Post 2

Marhaban. Selamat datang di forum anak-anak Selayar di perantauan. Forum Muslim Ilmiah Selayar (FORMIS)

Lelah Untuk Siapa?


Dari semua karya yang telah kita telurkan sampai hari ini, pantas kiranya kita bertanya pada nurani, apakah semua itu untuk Allah? atau untuk manusia?
Allah ‘azza wa jalla berfirman,
“dan tidaklah kami menciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepadaKu” (QS. Adz-Dzariyat: 56)
Dalam ayat lain Allah juga mengingatkan kita:
“dan mereka tidaklah diperintahkan melainkan agar mereka menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan padaNya.” (QS. Al-Bayyinah: 5)
Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Amirul Mukminin, Umar bin Khattab radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:
“Sesungguhnya amalan itu tergantung niatnya. Dan setiap manusia akan mendapat sesuai yang ia niatkan. Barang siapa yang hijrahnya untuk Allah dan RasulNya, maka hijrahnya itu untuk Allah dan RasulNya. Dan barangsiapa yang hijrahnya untuk dunia atau wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya itu untuk apa yang ia niatkan. (Muttafaqun ‘alaih)
Sehari-hari mengupdate status facebook, sungguh sangat menyuibukkan. Ia sangat senang ketika orang-orang memberi komentar. Atau setidaknya menyukai statusnya. Hampir semua komentar ia tanggapi. Ceritapun bergulir. Dan ia menghabiskan waktu satu atau mungkin dua jam di depan komputer. Menghabiskan pulsa internet atau handphone. Katanya untuk bersalam-sapa dengan teman-teman, dengan siapa saja, untuk menjalin silaturrahim meski tidak bertemu.
Ada juga yang begitu rajin mengupload tulisan di blog. Hampir setiap hari selalu saja ada tulisan baru. Entah bermanfaat bagi orang lain atau tidak. Ada yang menjadikan blognya sebagai ajang curhat. Menceritakan perasaan dan gagasan. Bahkan ada yang menceritakan kisah tragis hidupnya di blog. Sebagaimana facebook, ia sangat senang ketika banyak membaca tulisannya dan memberi komentar. Hampir pasti ia akan membalas semua komentar. Aduhai, sungguh sibuk orang seperti ini.
Lain lagi dengan beberapa mahasiswa, sibuk mengurusi BEM dan HMJ. Katanya untuk latihan berorganisasi dan memberi manfaat buat khalayak. Meskipun sesungguhnya program kerja mereka tidak ada yang benar-benar bermanfaat bagi banyak orang. Apalagi mahasiswa. Mereka hanya memprogramkan pengkaderan yang menyiksa mahasiswa baru. Juga sesekali seminar remeh-temeh. Tidak membahas persoalan umat yang sesungguhnya.
Namun kita patut berbangga sebab ada juga organisasi dakwah. Sehari-hari para pengurus mengorganisasi tarbiyah-tarbiyah, seminar-seminar, dan cara terbaru merekrut orang-orang untuk bertakwa kepada Allah. ta’lim-ta’lim di gelar, tarbiyah-tarbiyah bertebaran di sudut-sudut mesjid. Alhamdulillah, semakin banyak ummat yang senang dengan kegiatan keagamaan.
Mereka juga mahasiswa, sama dengan yang lain. Sama dengan orang-orang yang setiap hari meneteng ransel beasr berisi buku-buku tebal. Duduk di bangku-bangku kuliah, mendengarkan ceramah dosen, diskusi, lalu kembali ke rumah atau pondokan masing-masing. Di rumah-rumah, mereka menyelesaikan tugas yang menumpuk. Menahana kantuk dengan secangkir kopi dan bebeapa buah gorengan. Pagi harinya, mereka kembali menenteng ransel yang sama. Duduk di kelas menjalani kuliah-kuliah. Hingga hari terakhirnya di kampus, mereka orang yang sibuk.
Namun Alhamdulillah, di tengah hiruk-pikuk kampus, segelintir mahasiswa masih ada yang prihatin dengan kondisi umat ini. prihatin dengan orang-orang yang melalaikan shalatnya. Prihatin dengan orang-orang yang menganggap ringan dosa berdua-duaan dengan lawan jenis. Prihatin dengan jadwal kuliah yang biasanya bertabrakan dengan jadwal shalat. Prihatin dengan wanita-wanita yang tidak berjilbab. Atau wanita-wanita yang sekedar mengaku berjilbab. Merekalah para aktifis dakwah.
Sehari-hari mereka selalu lebih sibuk dadri yang lain. Semua mahasiswa tentu punya jadwal kuliah. Semua mahasiswa punya tugas, ada jadwal diskusi, ada diktat yang harus dibaca, ada teman-teman yang harus dipergauli. Mereka, para aktifis dakwah, kini punya kesibukan lain yang hampir menyita semua waktunya. Jika diperhatikan keseharian dan orientasi aktifitas mereka, tidak berlebihan jika dikatakan bahwa mereka sesungguh para pendakwah yang kebetulan kuliah. Ya, kuliah hanyalah pekerjaan lain mereka. Di samping berdakwah.
Di sini, kita berhenti. Berhenti sejenak. Merenung. Berpikir. Apakah semua kesibukan itu sudah untuk Allah. benarkah pernyataan kita bahwa semua dakwah ini adalah untuk Allah? benarkah bahwa Anda mengupdate status facebook karena Allah? atau menulis di blog untuk Allah? bukankah itu semua agar Anda dikenal dan dikenang?
Di sini, kita berhenti, berhenti sejenak. Merenung. Berpikir. Apakah semuanya sudah untuk Allah?
Amalan baik yang memang baik dan tidak ditujukan pada Allah hanya akan berakhir sia-sia. Selain tidak menjadi pahala di sisi Allah, juga hanya melemahkan jasad dan memperbudak seseorang. Tak mudah mencari orang yang diperbudak facebook dan twitter. Tak susah juga menemukan orang yang diperbudak blog. Bahkan tidak cukup sulit menemukan orang-orang yang diperbudak slogan-slogan kesejahteraan masyarakat, pembelaan terhadap kaum tertindas, pembela orang-orang yang terzhalimi. Tidak susah menemukan mereka.
Sudahlah, sudah saatnya kiranya diri ini menunduk dalam-dalam. Melihat kembali niat itu. niat di dalam hati. Hati yang mudah terombang-ambing. Sungguh, jika hati ini tidak menundukkan jasadnya, menghamba kepada Allah semata, ia hanya kan menjadi budak lapuk bagi dunia yang remeh ini.[]
“Tidak akan bergeser kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat nanti sampai ditanya tentang empat perkara: umurnya untuk apa dia gunakan, ilmunya sejauh mana dia amalkan, hartanya darimana dia dapatkan dan untuk apa dibelanjakan, dan tubuhnya untuk apa dia gunakan.”
(HR. At-Tirmidzi)


Share on :

0 komentar:

Posting Komentar

 
© Copyright Formis Official Site 2011 - Some rights reserved | Powered by Blogger.com.
Template Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates and Theme4all