Beberapa pekan lalu saya diajak mengikuti training ESQ way 165 yang katanya wajib bagi penerima beasiswa seperti saya. Saya tentu tidak sepakat. Temanku pun bertanya. Saya hanya menjawab sekenanya bahwa cara Islam mendidik umat tidak seperti itu. jawaban singkat ini saya pilih karena tidak banyak awktu menjelaskan sebab kami hanya bertemu di jalan.
Sekarang, saya tampilkan alasan sesungguhnya mengapa saya dan beberapa teman yang sepemahaman dengan saya tidak mengikuti training yang katanya Islami ini.
ESQ menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an secara bebas. Sehingga ia sarat dengan ide pluralisme dan liberalisme. Ini jelas ketika kita membaca bukunya, tidak kita dapat suasana tauhid yang begitu kental dalam kitab-kitab para ulama kita. padahal, sudah tak disangsikan, jika ingin memperbaiki umat maka segalanya harus mulai dari tauhid.
ESQ juga tidak menekankan pentingnya pengamalan sunnah. bahkan ia tak memberi rekomendasi mendalami Islam sesuai Al-Qur’an dan sunnah sesuai pemahaman tiga generasi terbaik Islam. Kita justru disuguhkan paham-paham sufi yang menganggap kebenaran berasal dari hati nurani. Faktanya, hati tak dapat dijadikan sandaran. Sebab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjamin bahwa iman itu naik turun sebagaimana silih bergantinya amalan dan maksiat.
Di akhir buku ini, penulis ESQ menampilkan 99 nama dan sifat Allah lengkap dengan panduan aplikasinya bagi manusia. Masing-masing nama Allah diinterpretasi dengan sifat tertentu, lalu diberi kolom penilaian apakah telah terlaksana atau tidak. Ini jelas bertentangan dengan aqidah kita. sebab nama dan sifat Allah adalah nama dan sifat bagi Allah. bukan bagi hambaNya. Adapun kita sebagai orang beriman dituntut berpedoman pada nash-nash Al-Qur’an dan sunnah serta teladan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tidak ada satupun dalil yang mengajak seorang Muslim untuk mengcopy sifat-sifat Allah.
Itu dari segi ajaran. Belum lagi metode pelatihannya.
Di dalam ruangan, laki-laki dan perempuan bercampur-baur. Tidak ada hijab. Bahkan wanita-wanita yang tidak berjilbab pun ada di sana. Peserta disuguhkan dentuman music hampir dari awal hingga akhir training. Tampaknya musik ini memang unsur utama pelatihan itu. padahal hadist diharamkannya musik seperti itu cukup banyak. satu diantaranya adalah:
Abu Maalik Al Asyaari radiyahllahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “ Akan ada beberapa kaum dari umatku yang menghalalkan zina, sutera (bagi lelaki), khamr dan alat musik…”
(HR. Bukhari 4/30). Silsilatul Ahadiith As Sahiihah 1/91/139-147 dan Sahiih Al Jaami’us Saghiir 5466.)
Dan masih banyak lagi..
Kawan, jika memang ingin memperbaiki kualitas diri maka perbaikilah diri ini seperti Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memperbaiki sahabat-sahabatnya. Bukan dengan training ESQ tetapi dengan tarbiyah-tarbiyah dan ta’lim secara berkesinambungan. Imam Malik rahimahullah pernah berkata: tidak akan baik umat ini, hingga ia kembali pada apa-apa yang membuat umat terdahulu baik.
Mesjid Al-Mubaraq
Malam Senin, 14 Rajab 1433
0 komentar:
Posting Komentar